Laman

Kumpulan askep

Wednesday, July 17, 2013

Asuhan Keperawatan BPH


Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Benigna Prostat Hipertropi (BPH)


A. Pengkajian
  1. Data subyektif :
    • Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
    • Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
    • Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
    • Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
  2. Data Obyektif :
    • Terdapat luka insisi
    • Takikardi
    • Gelisah
    • Tekanan darah meningkat
    • Ekspresi w ajah ketakutan
    • Terpasang kateter

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

  2. Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi

  3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

C. Intervensi
  1. Diagnosa Keperawatan 1. :
    Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

    Tujuan :
    Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.

    Kriteria hasil :
    • Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
    • Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

    Intervensi :
    • Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
    • Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetusserta penghilang nyeri.
    • Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)
    • Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah.
    • Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
    • Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasi
    • Lakukan perawatan aseptik terapeutik
    • Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat.
  2. Diagnosa Keperawatan 2. :
    Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi

    Tujuan :
    Klien dapat menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan berobat lanjutan .

    Kriteria hasil :
    • Klien akan melakukan perubahan perilaku.
    • Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.
    • Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan.

    Intervensi :
    • Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu.
    • Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6 minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.
    • Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 2500-3000 ml/hari.
    • Anjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.
    • Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh.
  3. Diagnosa Keperawatan 3. :
    Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

    Tujuan :
    Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi

    Kriteria hasil :
    • Klien mampu beristirahat / tidur dalam waktu yang cukup.
    • Klien mengungkapan sudah bisa tidur.
    • Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur.

    Intervensi :
    • Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan cara untuk menghindari.
    • Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan.
    • Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
    • Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri (analgesik).



    Daftar Pustaka

    Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan ProsesKeperawatan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo.

    Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press.Surabaya

    Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.

Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-askep-bph.htm

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Leptospirosis






  • Pengertian
 adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganismeleptospira interogens tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya. Pertama kali dikemukakan oleh Weil pada tahun 1886 yang membedakan penyakit yaitu disertai ikterus ini dengan penyakit yang lain yang menyebabkan ikterus. Bentuk yang beratnya dikenal sebagai weil’s disease.
  • Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama yaitu :
  • Mud fever
  • Slime fever
  • Swemp fever
  • Autumnal fever
  • Infectious joundice
  • Fiel faver
  • Care cutter fever

  • Etiologi
 disebabkan oleh genus leptospira. Genus leptospira terdiri dari 2 kelompok atau kompleks, yaitu patogen linterrogans, dan yang non patogen atau saprofit L.biflexa. Kelompok patogen terdapat pada hewan dan manusia. Ciri khas dari organisme ini yakni terbelit, tipis, fleksibel, panjangnya 5-15 cm dengan spiral yang sangat halus, lebarnya 0,1-0,2 um. Salah satu ujung organisme sering membengkat, membentuk suatu kait terdapat gerak rotasi aktif, tetapi tidak ditemukan flagella. SP irochaeta ini halus, sehingga dalam mikroskopis lapangan gelap hanya dapat terlihat sebagai rantai kokus kecil-kecil dengan pemeriksaan lapangan redup mikroskopis biasa morfologi lekospira secara vibum dapat dilihat. Lepto spina membutuhkan media dan kondisi yang khusus untuk tumbuh dan mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk membuat kultur yang positif dengan mediaum Fletcher’s dapat tumbuh dengan baik.
  • Kelompok yang patogen terdiri atas sub group yang masing-masing terbagi atas berbagai serotipe yang jumlanya sangat banyak. Saat ini telah ditemukan lebih dari 240 serotipe yang tergabung dalam 23 sergrup, diantaranya yang dapat menginfeksi manusia adalah licterohaemorhagiae, L.Javanika, L. celledoni, L. canicola, L. ballum, L. pyrogeres, Lcynopterl, L. automnalis, L australis, L pomona, L. gripothyphosa, L hepdomadis, L batakae, L tardssovi, L. panaka, L. anadamena (shermani), L rananum,L bufonis, L. copenhageni.
  • Menurut para peneliti yang sering menginfeksi manusia adalah Lictero haemorrhagieae dengan reservoir tikus, L canicola dengan reservoir anjing, dan L. pmona dengan reservoirnya sapi dan babi.
  • Gambaran Klinis
  • Manifestasi klinis mulai dari keluhan atau gejala yang ringan sajat seperti demam keluhan mirip influenza, sebagaimana yang dikenal dengan weil disease, meskipun hal tersebut jarang terjadi kebanyakan leptospirosis tidaklah selamanya muncul sebagai penyakit yang berat. Masa tunas berkisar antara 2-26 hari (kebanyakan 7-13 hari dengan rata-rata 10 hari). Biasanya akan ditemui perjalanan klinis bifisik. FASe I yang dinamakan fase leptospiremia adalah fase dijumpainya leptospira dalam darah. Pada fase leptospriremia ini timbul gejala demam yang mendadak disertai gejala sakit yang mendadak bagian kepala. Frontac, oksipital atau bitemporal. Juga dijumpai gejala keluhan nyeri otot, nyeri tekan, pada otot terutama otot gastrolenemius, paha dan pingggang. Juga sering dijumpaipula mual, muntah, dan mencret.
  • Dalam penelitian terhadap 559 kasus leptospirosis di Malaysia barat selama 10 tahun (1958-1968) mengemukakan. Pola klinis leptospirosis :
  • Demam : 100 % kasus
  • Injeksi konjungtiva 54 % kasus
  • Jaundic : 46 % kasus
  • Muskular tanderes : 45 %
  • Nyeri otot 32 %
  • Gejala abdominal 29 %
  • Menggigil 22 %
  • Pening 25 %
  • Hepato megali 18 %
  • Splenomegali 1 %
  • Perdarahan 5 %
  • Batuk 4 %
  • Proteinuria 25 %
  • Azotemia 20 %
  • Fase yang ke-2 (fase imun) yaitu berkaitan dengan munculnya antibodi IeM, sementara konsentrasi C3 normal, manifestasinya lebih klinis atau bervariasi dari fase 1. Setelah relatif asimtomatik selama 1-3 hari gejala pada fase ini sudah menghilang. Fase ini demam jarang melewati 39°C, biasanya berlangsung 1-3 hari saja. Juga sering di sertai iridosiditis, mielitis, ensefalitis.
  • Fase yang ke-3 (fase penyembuhan), fase ini biasanya terjadi pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4. Patogenesisnya belum diketahui, demam dan nyeri otot masihdijumpai yang kemudian berangsur-angsur hilang.
  • Pemeriksaan penunjang
  • Pada penderita leptospirosis ditemukan penurunan kadar trombosit dan meningkat dalam asidosis metabolisme, disfungsi hati, syok. Glukosa serum hiperglikemia yang terjadi menunjukkan glukoneogenesis dan glikogenoliis di dalam hati.
  • Pada pemeriksaan darah rutin biasanya dijumpai leukositosis. Walaupun kadang-kadnag jumlah leukosit normal atau menurun, pada pemeriksaan hitung jenis biasanya didapati neutrofil meninggi. Laju endap darah juga tinggi terjadi anemia, pada pemeriksaan urin selalu didapati albuminuria. Jika terjadi komplikasi pada ginjal BUN, ureum dan kreatinin akan tinggi, komplikasi di hati ditandai dengan peninggian transaminase dan bilirubin.
  • Pengkajian
  • Aktivitas atau istirahat
  • Gejala : malaise

  • Sirkulasi
  • Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit di bawah jangkauan normal
  • Denyut ferifer kuat, cepat
  • Suara jantung : disritmia
  • Kulit hangat, kulit kering, pucat, lembab

  • Eliminasi
  • Gejala : Diare

  • Makanan atau cairan
  • Gejala : Anoreksia, mual atau muntah
  • Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak
  • Penurunan haluaran, konsentrasi urine

  • Neurosensori
  • Gejala : Sakit kepala, pusing, pingsan
  • Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, koma

  • Nyeri
  • Gejala : Kejang abdominal, lokalisasi rasa sakit atau ketidaknyamanan urtikaria.

  • Pernafasan
  • Tanda : Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, penggunaan kortikosteroid, infeksi baru, penyakit vital
  • Gejala : Suhu sebelumnya meningkat (37,95°C/lebih) tetapi mungkin normal pada lansia, atau mengganggu pasien
  • Kadang subnormal (dibawah 36,63°C)
  • Menggigil
  • Luka yang sulit atau lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi, eritema, ruam eritema makuler

  • Seksualitas
  • Gejala : Pruritus perineal
  • Baru saja menjalani kelahiran
  • Tanda : Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen

  • Penyuluhan
  • Gejala : Masalah kesehatan kronis atau melemahkan, misal hati, ginjal, jantung, kanker.

  • Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  • Peningkatan suhu tubuh (hipertemia) berhubungan dengan peningkatan metabolisme penyakit.

  • Kriteria Hasil :
  • Suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan
  • Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan

  • Intervensi :
  • Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol
  • Anjurkan pasien untuk banyak minum
  • Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
  • Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
  • Kriteria Hasil :
  • Kebutuhan nutrisi terpenuhi
  • Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan

  • Intervensi :
  • Kaji keluhan mual dan muntah
  • Berikan makanan sedikit tapi sering
  • Kaji cara makan yang dihidangkan
  • Berikan makanan selagi hangat
  • Ukur berat badan pasien tiap hari
  • Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik.

  • Kriteria Hasil :
  • Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
  • Pasien mampu mandiri

  • Intervensi :
  • Kaji keluhan pasien
  • Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilakukan pasien
  • Bantu pasien untuk memenuhi aktivitasnya
  • Bantu pasien untuk mandiri
  • Letakkan barang-barang di tempat yang mudah dijangkau

  • DAFTAR PUSTAKA
  • Setiati Siti, 2006, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, FKUI, Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN BBLR


Kumpulan Asuhan Keperawatan
Askep BBLR
Askep Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).

Dalam hal ini dibedakan menjadi :
  1. Prematuritas murni
    Yaitu bayipada kehamilan <>berat badan sesuai.

  2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
    Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Etiologi

Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :
  1. Faktor ibu
    • Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
    • Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
    • Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
  2. Faktor kehamilan
    • Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
    • Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
  3. Faktor janin
    • Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
  4. Faktor yang masih belum diketahui

Komplikasi
  • Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
  • Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
  • Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
  • Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
  • Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
  • Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

Penatalaksanaan
  • Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
  • Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
  • Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
  • Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.

Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
  1. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

  2. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

  3. Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

  4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.


Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 :
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Tujuan :
Pola nafas yang efektif

Kriteria Hasil :
  • Kebutuhan oksigen menurun
  • Nafas spontan, adekuat
  • Tidak sesak.
  • Tidak ada retraksi
Intervensi
  • Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
  • Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
  • Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan


Diagnosa Keperawatan 2 :
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Tujuan :
Pertukaran gas adekuat

Kriteria :
  • Tidak sianosis.
  • Analisa gas darah normal
  • Saturasi oksigen normal.
Intervensi :
  • Lakukan isap lendir kalau perlu
  • Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
  • Observasi warna kulit
  • Ukur saturasi oksigen
  • Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
  • Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan


Diagnosa Keperawatan 3 :
Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan :
Hidrasi baik

Kriteria:
  • Turgor kulit elastik
  • Tidak ada edema
  • Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
  • Elektrolit darah dalam batas normal
Intervensi :
  • Observasi turgor kulit.
  • Catat intake dan output
  • Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.


Diagnosa Keperawatan 4 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat

Tujuan :
Nutrisi adekuat

Kriteria :
  • Berat badan naik 10-30 gram / hari
  • Tidak ada edema
  • Protein dan albumin darah dalam batas normal
Intervensi :
  • Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
  • Observasi dan catat toleransi minum
  • Timbang berat badan setiap hari
  • Catat intake dan output
  • Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.
Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2010/01/asuhan-keperawatan-bayi-dengan-bblr.html

DOWNLOAD ASKEP BAYI BBLR GRATIS :


Nanda Nursing Diagnosis
Kumpulan Asuhan Keperawatan

Mengaktifkan Tampilan Dinamis

Blogger kini menawarkan kepada Anda kemampuan untuk menyajikan konten dalambeberapa cara baru dan menarik.
kartu lipat
Untuk mengonfigurasikan blog Anda dengan Tampilan Dinamis, klik tab Template. Pada Perancang Template, pilih satu tampilan bawaan dari tujuh tampilan yang tersedia untuk blog Anda. Perhatikan bahwa dengan memilih tampilan bawaan, pembaca Anda akan tetap memiliki opsi untuk memilih tampilan lain jika ada yang lebih mereka sukai. Menyetel tampilan bawaan hanya menetapkan Tampilan Dinamis yang digunakan untuk menampilkan blog Anda ketika pembaca mengunjungi blog tersebut.
Jika Anda telah mengubahsuaikan blog dan ingin bereksperimen dengan Tampilan Dinamis, yakinlah bahwa gadget Anda dan setelan ubahsuaian lainnya tetap dipertahankan dan akan dipulihkan bila Anda beralih kembali ke template biasa. Jika Anda ingin kembali ke template sebelumnya dengan semua ubahsuaian tata letak yang tidak berubah sama sekali, cukup klik "Kembalikan ke template sebelumnya". Memilih template baru saat kembali ke tampilan biasa tidak akan mempertahankan ubahsuaian yang telah Anda buat pada tata letak, sehingga kami menyarankan agar Anda membuat cadangan template biasa dengan membuka Template, lalu mengeklik "Buat cadangan/Pulihkan". Bila Anda menggunakan antarmuka pengguna yang lama, Anda dapat menemukan opsi ini di bawah Desain | Edit HTML.
Jika Laman Anda diaktifkan, tampilan alternatif dapat ditemukan di menu tarik-turun seperti tampilan dalam gambar di bawah ini.
menu
Tampilan Dinamis akan berfungsi di blog Anda jika semua kondisi berikut berlaku:
  • Blog Anda adalah blog publik. Pembaca tidak perlu masuk untuk melihat blog Anda.
  • Umpan telah diaktifkan penuh pada blog Anda. Di tab Setelan | Lainnya , Anda telah memilih "Penuh" untuk Membolehkan umpan blog. Jika Anda menggunakan antarmuka lama, Anda dapat menemukan opsi tersebut di bawah Setelan | Umpan situs.
Tampilan Dinamis akan terus mendukung iklan AdSense yang telah Anda inangi pada blog. Kami telah mengoptimalkan ketujuh tampilan tersebut untuk iklan bergaya “spanduk utama” (tajuk) dan “pilar” (bilah samping). Pelajari tentang Statistik untuk Tampilan Dinamis dan Tampilan Dinamis untuk Pembaca.