Laman

Kumpulan askep

Thursday, July 18, 2013

ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM



TINJAUAN TEORI


  1. PENGERTIAN
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan,1999)
Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminun dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,dehidrasi,terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti appendicitis, pielitis dan sebagainya.
(http:// zerich150105.wordpress.com/)
Dalam buku obstetri (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kuarang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan(muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima samapai dengan minggu kedua belas.



  1. PATOFISIOLOGI
Ada yang menyatakan bahwa, parasaan mual akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh psikologik hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung,penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Pada penderita dengan muntah terus-menerus cadangan karbohidrat dan cadangan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna timbul ketosis dengan tertimbunnya asam-asetik, asam-hidroksibutitrik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Hal ini akan menyebabkan jumlah makanandan oksigen ke jaringan mengurang pula dan menimbunnya zat-zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium akan terjadi karena muntah dan karena peningkatan ekskresi kalium melalui ginjal. Hipokalemi ini menyebabkan lebih banyak muntah. Muntah yang bertambah banyak, bersamaan dengan kerusakan hati,akan menyebabkan sirkulus hati, akan menyebabkan sirkulus vitiosus yang sukar dipatahkan.



                                                           
  1. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belun diketahui secara pasti. Perubahan- perubahan anatomic pada jantung, otak, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa factor predisposisi dan factor lain yang menentukan:
a)      factor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mula hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa factor hormone memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. Sebaliknya pada missed abortion dengan menurunnya hormone khorionik gonadotropin tersebut gejala mual dan muntah mengulang atau hilang sama sekali.
b)      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan factor organic.
c)      Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan. ibu terhadap anak.juga disebut sebagai salah satu organic.
d)     Factor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah klien.




  1. TANDA DAN GEJALA
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
a)      Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita. Ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering  dan mata cekung.
b)      Tingkatan II  :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat.
c)      Tingkatan III  :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan yensi menurun.keadaan ini adalah akibat sanagt kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.


  1. PENATALAKSANAAN
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pencernaan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.waktu bangun pagi jangan langsung turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemaksebaiknya dihindarkan.makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.dianjurkan makanan yang banyak mengandung banyak gula.
Penanganan hiperemesis gravidarum perlu dilakukan di rumah sakit
1.      isolasi
2.      terapi psikologik
3.      cairan parenteral
4.      penghentian kehamilan
5.      obat-obatan


  1. DIAGNOSTIK
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Tetapi harus difikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis, ulkus ventrikulus, dan tumor serabi.
Pemeriksaan diagnostic:
1.      USG
2.      Urinalis
3.      Pemeriksaan fungsi hepar


G. ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM

apengkajian keperawatan
       1. Aktifitas istirahat
        Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali permenit).
           2. Integritas ego.
                    Koflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi                tentang kondisinya, kehamilan tidak direncanakan.
       3. Eliminasi
        Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih            urinalisis: peningkatan konsentrasi urin.




       4. Makanan atau cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4-8minggu), nyeri epigastrium,       pengurangan berat badan(5-10Kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
      5. Pernafasan
       Frekuensi pernafasan meningkat.
      6. Keamanan
       Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus dan dapat jatuh dalam koma
      7. Seksualitas
       Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan       abortus terapeutik.
      8. Interaksi social
       Perubahan status kesehatan atau stressor kehamilan, perubahan peran, respon   anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
      9. Pembelajaran dan penyuluhan
       - Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung   sudah lama
       - Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
       - Turgor kulit, lidah kering
       - Adanya aseton dalam urin


b.diagnosa keperawatan
               1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntahan berlebihan.
 2. Deficit volume cairan berhubungan dengankehilangan cairan yang berlebihan.
 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
 4. Ativity intoleransi berhubunagn dengan kelemahan.




c. rencana keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual     dan muntah berlebihan.
     Intervensi
 a). Batasi intake oral hingga muntah berhenti.R/ Memelihara keseimbangan   cairan elektrolit dan mencegah muntah selanjutnya.
b). Berikan obat anti emetic yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya phenergan 10-20mg/i.v. R/ Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
c). Pertahankan terapi cairan yang dpiprogramkan. R/ Koreksi adanya    hipovolemi       dan keseimbangan elektrolit.
d). Catat intake dan output. R/ Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran  melalui muntah.
e). Anjurjan makan dalam porsi kecil tapi sering. R/ Dapat mencukupi asupan     nutrisi yang dibutuhkan tubuhAnjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak. R/ Dapat menstimulus mual dan muntah.
f). Anjurakn untuk makan makanan selingan seperti biscuit, roti dan thehangat sebelum bangun tidur pada siang hari dan sebelum tidur. R/ Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih.
g).  Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.R/ Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
h). Inspeksi adanya iritasi atau lesi pada mulut. R/ Untuk mengetahui integritas mukosa mulut.
i).    Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan    pembersih mulut sesering mungkin. R/ Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
j).   Pantau kadar Hb dan Ht. R/ Mengidentifikasi adanya anemi dan potensial     penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.
k).  Test urin terhadap aseton, albumin dan glukosa. R/ Menetapkan data dasar; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, diabetic kcloasedosis dan hipertensi karena kehamilan.
l).   Ukur pembesaran uterus. R/ Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemensel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan kemungkinan-kemungkinan lebih lanjut.


2. Defisit volume cairan berhubungan dengankehilangan cairan yang berlebihan


d. evaluasi
a. Mual dan muntah tidaka ada lagi.
b. Keluhan subyektif tidak  ada lagi.
c. Tanda-tanda vital baik.


DAFTAR PUSTAKA


Beck, A.CA and Rosenthal, A.H.: Obstetrical Practice, 7th Ed., Wiliams & Baltimore, p. 641, 1958
Clayton, S.G., Fraser, D and Lewis, T.L.T.: Obstetrics, 12th Ed., ELBS & Edward Arnold, Aberden, p. 160, 1972.
Eastman. N.J. and Hellman, L.M.: William Obstetrics, 12th Ed., Appleton-Century-Crofts, New York, p. 706, 1961.
Farkas, G. and Farkas Jr., G.: The psychogenic etiology of hyperemesis gravidarum. Proc IIIrd intern. Congr. Psychosomatic Med. Obstet. Gynaec., London, 1972
Hudono, S.T.: Peranan Psikosomatik pada Hyperemesis Gravidarum. Naskah Lengkap Kongr. Obst et. Ginek. Indon. Kedua. Surabaya, 1973.

No comments:

Post a Comment

komentar