Laman

Kumpulan askep

Wednesday, July 17, 2013

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS


ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

KOMPREHENSIF PADA NY “ B ” P1001 Ab100
POST PARTUM NORMAL HARI KE-1

LANDASAN  TEORI
2.1 Definisi
Masa nifas ( puerpurium ) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu ( Sarwono Prawirohardjo,2008, hal 122). Menurut Cuningham tahun 2006 yang dimaksud dengan masa nifas adalah periode selama dan tepat setelah kelahiran. Nifas adalah masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir selama kira-kira 6 minggu ( sarwono Prawirohardjo,2006, hal 237 ).
2.2 Perode Masa Nifas
a    Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b   Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
c    Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu bersalin mempunyai komplikasi.
2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
a         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b        Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalh, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatn diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya  dan perawatan bayi sehat
d        Memberikan pelayanan keluarga berencana
2.4 Perubahan-perubahan Fisiologis
a         Involusi uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Proses involusi uterus :
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Sepusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal

1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
Involusi disebabkan oleh proses autolusis, yakni zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing.
b        Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan,tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan, dengan cepat luka ini mengecil. Pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
c         Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kalium uteri dan vagina dalam masa nifas.
·         Lochea Rubra              
: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
·         Lochea Sanguinolenta  
: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke-7 pasca persalinan.
·         Lochea Serosa              
: berwarna kuning, cairan tidak bertambah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
·         Lochea Alba                
: cairan putih selama 2 minggu
d        Perubahan pada pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
e         Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh dua jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, karena Hyparplasi dan karena retraksi dari Serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 post partus rugea mulai nampak kembali.
f         Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
g        Saluran kencing
Kandung kencing dalam puerpurium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi, kandung kemih akan normal dalam waktu 2 minggu.
h        Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobulli yang terdiri dari pula dari acini, acini inilah yang menghasilkan air susu. Ductus lactiferosus akan memusat dan menuju keputing susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam lemah. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan plasenta merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu, sedangkan progesteon merangsang pertumbuhan saluran kelenjar. Kedua hormon ini mengeram LTH ( prolactin ). Setelah plasenta lahir, maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Lobus posterior hypofise mengeluarkan oksitosin yang merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah refleks yang ditimbulkan oleh rangsan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke Hypofise dan menghasilkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.
Pada kira-kira hari ke-3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalu areola mammae dipijat, kleuarlah cairan putih dari puting susu. Air susu dapat juga mengandung zat immun misalnya difteri anti toksin dan thyphus aglutinin.
2.5 Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas :
a.       6-8 jam setelah persalinan
o   Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
o   Mencegah dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk bila pendarahan berlanjut
o   Memberikan konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.
o   Pemberian ASI awal
o   Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
o   Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah hipotermi
b.      6 hari setelah persalinan
o   Memastikan involusi uterus berjalan normal yakni uterus berkontraksi, dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
o   Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
o   Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
o   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
c.       2 minggu setelah persalinan
o   Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan )
d.      6 minggu setelah persalinan
o   Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami
o   Memberikan konseling untuk ibu secara dini.
2.6  Perawatan Pasca Persalinan / Masa Nifas

a.       Mobalisasi / Early ambulation
Yang dimaksud dengan early ambulation adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin embimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjala. Penderita sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-28 jam Post partum. Keuntungan dari Early ambulation ialah :
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat denga early ambulation
Faal usus dan kandung kencing lebih baik
Early ambulation memungkinkan kita mengajari ibu memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll selama masih di Rumah sakit
Lebih sesuai dengan keadaan indonesia ( sosial ekonomi )\
Early ambulation tentu tidak dibenrakan pada penderita denga penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dll.
b.      Diet
Diet harus sangat mendapat perhatian dalam nifas karena makanan yang baik mempercepat penyembuhan ibu, lagi pula makanan ibu sangat mempengaruhi susunan air susu.
c.       Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi.
d.      Miksi
Tiap penderita disuruh kencing 6 jam post partum. Kalau dalam 8 jam post partum belum dapat kencing atau sekali kencing belum melebihi 100 cc maka dilakukan kateterisasi. Sebagai sebab-sebab retensio urine post partum dapat menyebabkan :

  • Tekanan intra abdominal berkurang
  • Otot-otot perut masih lemah
  • Odema dari urethra
  • Dinding kandung kencing kurang sensitif.

e.       Defekasi
Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka diberi Clysma air sabun atau glycerine.

f.       Puting susu
Puting susu harus dioerhatikan kebersihannya dan adanya luka pecah harus segera diobati, karena kerusakan puting susu merupakan parte d’entree dan dapat menimbulkan mastitis.
g.      Datangnya haid kembali
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepat dari ibu yang menyusukan anaknya. Pada ibu golongan pertama biasnay haid datang 8 minggu setelah persalinan. Pada ibu golingan kedua haid seringkali tidak datng selama ia menyusukan anaknya, tetapi kebanyakan haid lagi pada bulan ke-4. Amenorhea waktu laktasi disebabkan karena terhalangnya ovulasi, mungkin karena horon LTH.
h.      Lamanya perawatan di Rumah sakit
Pada umumnya ibu-ibu dengan persalinan biasa tidak lama tinggal di rumah sakit, kira-kira 3-5 hari.
i.        Follow Up
Enam minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri kembali. Keadaan umum.tens,air kencing, keadaan dinding perut dan buah dada diperiksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam yang teliti.
j.        Keluarga berencana ( post partum program )
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk menawrkan kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi paling tinggi adalah pil. Oleh karena pil dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasnay ditawarkan IUD, injectable tau sterilisasi.
k.      Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dikahamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae.

2.7 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a.       Nutrisi dan cairan
Diet yang baik juga memepertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi mulai reproduksi diet
b.      Kebersihan diri dan Vulva Hygine
Ibu nifas harus bisa menjaga alat genetalia terutama apabila terjadi laserasi pada perineum. Ibu nifas rentan terhadap infeksi dehingga ibu perlu mengalami atau mengetahui bagaimana cara membersihkan alat kelaminnya yaitu dengan menggunakan sabun, membasahi dari arah muka kebelakang sampai anus dan dibila.
c.       Personal Hygine
Selama perawatan alat kelamin, dianjurkan ibu mandi 2x sehari.

d.      Istirahat
Anjurkan ibu untuk membatasi aktivitas yang berlebihan, dan anjurkan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga.
e.       Seksual
Secara fisik aman untuk mulai coitus begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
2.8    Diagnosa
Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh  termasuk keadaan psikologis normal.
Ø  Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan panas.
Ø  Adanya penyulit atau masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti abses payudara.

No comments:

Post a Comment

komentar