Laman

Kumpulan askep

Wednesday, July 17, 2013

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis


Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis
Askep Klien Reumatoid Artritis


Pengkajian
  1. Aktivitas/ istirahat
    Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
    Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
    Tanda : Malaise
    Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

  2. Kardiovaskuler
    Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

  3. Integritas ego
    Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
    Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
    Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).

  4. Makanan/ cairan
    Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
    Kesulitan untuk mengunyah
    Tanda : Penurunan berat badan
    Kekeringan pada membran mukosa.

  5. Hygiene
    Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

  6. Neurosensori
    Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
    Gejala : Pembengkakan sendi simetris

  7. Nyeri/ kenyamanan
    Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).

  8. Keamanan
    Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

  9. Interaksi sosial
    Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

Diagnosa Keperawatan Rematoid Artritis
  1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

  2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal,
    Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Intervensi Rematoid Artritis

Diagnosa keperawatan 1 :

Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Kriteria Hasil:
  • Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
  • Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
  • Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
  • Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi Keperawatan :
  • Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
    R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program

  • Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
    R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri

  • Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
    R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi

  • Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
    R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi

  • Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
    R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.

  • Berikan masase yang lembut
    R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri

  • Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
    R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.

  • Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
    R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkanrasa percaya diri dan perasaan sehat.

  • Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
    R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

  • Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
    R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

  • Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
    R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut

Diagnosa Keperawatan 2:

Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil
  • Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
  • Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
  • Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Intervensi :
  • Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
    R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi.

  • Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
    R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan.

  • Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan.
    R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi.

  • Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
    R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.

  • Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
    R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor.

  • Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
    R/ Mencegah fleksi leher.

  • Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

  • Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
    R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh.

  • Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
    R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat.

  • Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.
    R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas.

  • Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
    R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut.

Laporan Pendahuluan Rematoid Artritis Klik di sini 

Artikel Terkait :

Rheumatoid Arthritis Treatment

by Alan K. Matsumoto, M.D. , Joan Bathon, M.D. and Clifton O. Bingham III, M.D.

While we strive to remain up to date regarding therapies for rheumatoid arthritis, you may find additional details or more current information within our “Hot News” section and also within the “Ask the Expert” Section.

Rheumatoid arthritis is a chronic disorder for which there is no known cure. Fortunately in the last few years, a shift in strategy toward the earlier institution of disease modifying drugs and the availability of new classes of medications have greatly improved the outcomes that can be expected by most patients. The goal of treatment now aims toward achieving the lowest possible level of arthritis disease activity and remission if possible, the minimization of joint damage, and enhancing physical function and quality of life. The optimal treatment of RA requires a comprehensive program that combines medical, social, and emotional support for the patient. It is essential that the patient and the patient’s family be educated about the nature and course of the disease. Strategies are all aimed at reducing pain and discomfort, preventing deformities and loss of joint function, and maintaining a productive and active life. Inflammation must be suppressed and mechanical and structural abnormalities corrected or compensated by assistive devices. Treatment options include medications, reduction of joint stress, physical and occupational therapy, and surgical intervention.

Source : http://www.hopkins-arthritis.org

No comments:

Post a Comment

komentar