Laman

Kumpulan askep

Friday, July 19, 2013

ASKEP MATERNITAS


    ASKEP MATERNITAS
    Soal Kasus 1:
    Ny. D, 26 tahun, G3P2 melakukan pemeriksaan yang pertama kali ke klinik kandungan. Ia memiliki 2 anak dengan usia 1,8 tahun dan 8 bulan. Kedua anaknya dalam kondisi sehat. Ia dan keluarganya tinggal didaerah pedesaan. Ia tampak pucat dan lelah
    Diskusikan :
    1.         Pengertian, penyebab, dan factor-faktor risiko anemia pada ibu hamil
    2.         Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
    3.         Klasifikasi anemia pada ibu hamil
    4.         Data focus yang dibutuhkan untuk menyakinkan diagnose anemia
    5.         Perjalanan penyakit pada ibu yang mengalami anemia masa hamil
    6.         Riwayat apa yang akan digali dari kasus diatas
    7.         Focus pemeriksaan fisik yang akan anda lakukan pada kasus diatas
    8.         Pemeriksaan laboratorium apa yang akan diperlukan

    Jawaban
    1.      Pengerttian.
    o   Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
    o   Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
    o   Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)

    Penyebab .
    Menurut Mochtar( 1998)  penyebab anemia pada umunya adalah  :
    1)      Perdarahan
    2)      Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
    3)      Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
    4)      Kelainan darah
    5)      Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
    6)      Malabsorpsi

    Penyebab anemia pada kehamilan :
    1)        Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
    2)        Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
    3)        Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
    4)        Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
    5)        Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

    Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
    1)      Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
    2)      Perdarahan akut
    3)      Pekerja berat
    4)      Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

    2.      Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
    Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

    3.      Klasifikasi anemia pada ibu hamil
    Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
    1)            Anemia defisiensi besi (62,3%)
    Anemia disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah  dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia besi,
    2)            Anemia megaloblastik( 29,0%)
    Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi  asam folat (pteroylglutamic acid) jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
    3)            Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
    Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12.
    4)            Anemia hemolitik
    Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :
    -             Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.
    -             Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi (malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

    4.      Data focus yang dibutuhkan untuk menyakinkan diagnose anemia
    Pemeriksaan laboratorium darah terutama untuk mengetahui haemoglobin

    5.      Perjalanan penyakit pada ibu yang mengalami anemia masa hamil
    Anemia defisiensi besi secara morfologi di klasifikasikan sebagai anemia mikrosistik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesi Hb. Dalam keadaan normal,  tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3-5 gr besi tergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir 2/3 besi terdapat dalam Hb. Hb dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui transfering plasma ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan dalam jumlah kecil dalam myoglobin ( otot ) dan dalam enzim heme. Sepertiga sisanya disimpan dalam hati, limpa, sumsum tulang sebagai peritrin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhan lebih lanjut. Zat besi diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin. Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb walaupun pembuatan eritrosit juga menurun. Tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari biasanya menimbulkan anemia hipokromik mikrosistik. 
    Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

    6.      Riwayat yang digali pada kasus diatas
    o   Riwayat penyakit sekarang
    o   Riwayat penyakit masa lalu
    o   Riwayat penyakit keluarga
    o   Riwayat obstetric, jarak kehamilan, jumlah anak, umur anak, jenis kelamin, cara lahir, penolong partus
    o   Riwayat menstruasi, konsistensi
    o   Riwayat penyulit persalinan

    7.      Focus pemeriksaaan fisik
    o   Inspeksi      : konjungtiva, wajah pucat.
    o   Palpasi        : turgor kulit,  capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
    o   Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

    8.      Pemeriksaan laboratorium
    o   Jumlah darah lengkap, Hb, Ht, eritrosit menurun
    o   LED memningkat adanya reaksi inflamasi
    o   Tes kerapuhan eritrosit : menurun
    o   Sel darah putih : jumlah sel total sama dengan sel darah merah ( differensial ), mugkin meningkat ( hemolitik ), menurun ( aplastic )
    o   Jumlah trombosit : menurun ( aplastic ), meningkat ( hemolitik )
    o   Folat serum dan vitamin B 12 membantu mendiagnosakan anemia sampai dengan defisiensi masukan / absorpsi
    o   Besi serum : tidak ada ( DB ), tinggi ( hemolitik )
    o   TBC serum : meningkat ( DB )
    o   Ferritin serum : meningkat ( DB )
    o   LDH serum : menurun
    o   Tes schilling

No comments:

Post a Comment

komentar