Laman

Kumpulan askep

Thursday, April 05, 2012


HERNIA INGUINALIS

    1. Pengertian
Hernia Inguinalis adalah Sutu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaannormal tertutup. ( Richard E, 1992 )
Hernia Inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 1997)

    1. Etiologi
Hernia Inguinalis di sebabkan oleh :
      1. Kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital
      2. Anomali Kongenital
      3. Sebab yang di dapat
      4. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
      5. Peninggian tekanan di dalam rongga perut
      6. Kelemahan dinding perut karena usia
      7. Anulus inguinalis yang cukup lama
    1. Manifestasi Klinis
        1. Menangis terus
        2. muntah
        3. Distensi Abdoman
        4. Feses berdarah
        5. Nyeri
        6. Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau megedan dan menghilang setelah berbaring
        7. Gelisah, kadang-kadang perut kembung
        8. Konstipasi
        9. Tidak ada flatus

    1. Patologi dan patogenesis
Selama tahap-tahap akhir perkembangan prosesus vaginalis janin, suatu penonjolan peritoneum yang berasal dari cincininterna terbentang ke arah medial serta menuruni setiap kanalis inguinalis. Setelahmeninggalkan kanalis tersebut pada cincin eksterna, maka prosesus tersebut pada pria akan berbelok ke bawah memasuki skrotum dan akan membungkus testis yang sedang berkembang. Lumen biasanya menutup dengan sempurna sebelum lahir kecuali pada bagian yang membungkus testis. Bagian tersebut akan tetap tinggal sebagai suatu kantung potensial tunika vaginalis. Pada wanita prosesus tersebut terbentang mulai dari cincin eksterna hingga ke dalam labia mayora. Bagian proximal prosesus vaginalis dapat mengalami kegagalan penutupan sehingga membentuk suatu kentung hernia dimana viskus abdomaen dapat memasukinya. Bagian yang tetap terbuka itu dapat membantang ke bawah kadang-kadang hingga ke dalam kantung testis dan dapat menyatu dengan tunuka vaginalis sehingga bersama-sama membentuk suatu hernia lengkap.
Hernia inguinalis terutama sering di temukan pada bayi prematur. Di duga karena lebih sedikitnya waktu perkembangna di dalam kandungan serta lebih sedikitnya waktu bagi penutupan seluruh penutupan seluruh prosesus tersebut. Jika testis gagal untuk turun ( Kriptorkoid ), maka biasanya terdapat kantung hernia yang besar karena sesuatu telah menghentikan penurunan testis maupan penutupan prosesus peritoneum tersebut. Anak-anak dengan anomali kongnital terutama yang melibatkan daerah abdoman bagian bawah, pelvis atau perineum seringmempunyai hernia inguinalis sebagai bagian dari kompleks tersebut.













PATHWAY


Proximal prosesus vaginalis
Gagal menutup
Membentuk kantung hernia
Viskus abdomen masuk
Terbuka pindah lokasi p’ngkatan tek intra abdomen&kelemahan otot dinding trigonum HasselBach
testis turun keskrotum
Membentang dalam kantung testis menonjol kebelakang canalis inguinalis

Turun keinguinal

H. Medialis

Vasokontriksi vaskuler
Desakan/teka nan

Nyeri
Gg. rasa nyaman nyeri


Gg. rasa nyaman nyeri
Menyatu dg. Tunika vaginalis tdk menutupnya prosesus vaginalis
Vagianalis peritoneum
Hernia lengkap penonjolan perut di lateral pembuluh epigastrika inferior

Jepitan cincin hernia fenikulus spermatikus H.lateralis

Gg.perfusi jaringan
canalis inguinalis

pembesaran inguinal
Heriography

Post Herniography
Dampak anetesi

Gg. fi. Sirkulasi
Hipersalivasi
COP meningkat

TD&HR meningkat

Suplai O2 berkurang
Gg. perfusi jaringan

Penumpukan sekret
Obs. Jln nfs

B
Bersihan jln nfs
endungan vena
Bersihan jln nafas
Udem organ
Jepitan cincin hernia semakin bertambah H.Strangulata

Peredaran darah tergangguisi hernia nekrosis

Kantung transudat

Usus

Perforasi

Abses lokal
Peritonitis











DAFTAR PUSTAKA


    1. Core Principle and Practice of Medical Surgical Nursing. Ledmann’s.
    2. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
    3. Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.
    4. Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.


No comments:

Post a Comment

komentar