Laman

Kumpulan askep

Wednesday, July 17, 2013

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS


ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

KOMPREHENSIF PADA NY “ B ” P1001 Ab100
POST PARTUM NORMAL HARI KE-1

LANDASAN  TEORI
2.1 Definisi
Masa nifas ( puerpurium ) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu ( Sarwono Prawirohardjo,2008, hal 122). Menurut Cuningham tahun 2006 yang dimaksud dengan masa nifas adalah periode selama dan tepat setelah kelahiran. Nifas adalah masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir selama kira-kira 6 minggu ( sarwono Prawirohardjo,2006, hal 237 ).
2.2 Perode Masa Nifas
a    Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b   Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
c    Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu bersalin mempunyai komplikasi.
2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
a         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b        Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalh, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatn diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya  dan perawatan bayi sehat
d        Memberikan pelayanan keluarga berencana
2.4 Perubahan-perubahan Fisiologis
a         Involusi uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Proses involusi uterus :
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Sepusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal

1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
Involusi disebabkan oleh proses autolusis, yakni zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing.
b        Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan,tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan, dengan cepat luka ini mengecil. Pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
c         Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kalium uteri dan vagina dalam masa nifas.
·         Lochea Rubra              
: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
·         Lochea Sanguinolenta  
: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke-7 pasca persalinan.
·         Lochea Serosa              
: berwarna kuning, cairan tidak bertambah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
·         Lochea Alba                
: cairan putih selama 2 minggu
d        Perubahan pada pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
e         Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh dua jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, karena Hyparplasi dan karena retraksi dari Serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 post partus rugea mulai nampak kembali.
f         Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
g        Saluran kencing
Kandung kencing dalam puerpurium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi, kandung kemih akan normal dalam waktu 2 minggu.
h        Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobulli yang terdiri dari pula dari acini, acini inilah yang menghasilkan air susu. Ductus lactiferosus akan memusat dan menuju keputing susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam lemah. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan plasenta merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu, sedangkan progesteon merangsang pertumbuhan saluran kelenjar. Kedua hormon ini mengeram LTH ( prolactin ). Setelah plasenta lahir, maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Lobus posterior hypofise mengeluarkan oksitosin yang merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah refleks yang ditimbulkan oleh rangsan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke Hypofise dan menghasilkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.
Pada kira-kira hari ke-3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalu areola mammae dipijat, kleuarlah cairan putih dari puting susu. Air susu dapat juga mengandung zat immun misalnya difteri anti toksin dan thyphus aglutinin.
2.5 Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas :
a.       6-8 jam setelah persalinan
o   Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
o   Mencegah dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk bila pendarahan berlanjut
o   Memberikan konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.
o   Pemberian ASI awal
o   Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
o   Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah hipotermi
b.      6 hari setelah persalinan
o   Memastikan involusi uterus berjalan normal yakni uterus berkontraksi, dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
o   Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
o   Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
o   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
c.       2 minggu setelah persalinan
o   Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan )
d.      6 minggu setelah persalinan
o   Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami
o   Memberikan konseling untuk ibu secara dini.
2.6  Perawatan Pasca Persalinan / Masa Nifas

a.       Mobalisasi / Early ambulation
Yang dimaksud dengan early ambulation adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin embimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjala. Penderita sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-28 jam Post partum. Keuntungan dari Early ambulation ialah :
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat denga early ambulation
Faal usus dan kandung kencing lebih baik
Early ambulation memungkinkan kita mengajari ibu memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll selama masih di Rumah sakit
Lebih sesuai dengan keadaan indonesia ( sosial ekonomi )\
Early ambulation tentu tidak dibenrakan pada penderita denga penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dll.
b.      Diet
Diet harus sangat mendapat perhatian dalam nifas karena makanan yang baik mempercepat penyembuhan ibu, lagi pula makanan ibu sangat mempengaruhi susunan air susu.
c.       Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi.
d.      Miksi
Tiap penderita disuruh kencing 6 jam post partum. Kalau dalam 8 jam post partum belum dapat kencing atau sekali kencing belum melebihi 100 cc maka dilakukan kateterisasi. Sebagai sebab-sebab retensio urine post partum dapat menyebabkan :

  • Tekanan intra abdominal berkurang
  • Otot-otot perut masih lemah
  • Odema dari urethra
  • Dinding kandung kencing kurang sensitif.

e.       Defekasi
Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka diberi Clysma air sabun atau glycerine.

f.       Puting susu
Puting susu harus dioerhatikan kebersihannya dan adanya luka pecah harus segera diobati, karena kerusakan puting susu merupakan parte d’entree dan dapat menimbulkan mastitis.
g.      Datangnya haid kembali
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepat dari ibu yang menyusukan anaknya. Pada ibu golongan pertama biasnay haid datang 8 minggu setelah persalinan. Pada ibu golingan kedua haid seringkali tidak datng selama ia menyusukan anaknya, tetapi kebanyakan haid lagi pada bulan ke-4. Amenorhea waktu laktasi disebabkan karena terhalangnya ovulasi, mungkin karena horon LTH.
h.      Lamanya perawatan di Rumah sakit
Pada umumnya ibu-ibu dengan persalinan biasa tidak lama tinggal di rumah sakit, kira-kira 3-5 hari.
i.        Follow Up
Enam minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri kembali. Keadaan umum.tens,air kencing, keadaan dinding perut dan buah dada diperiksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam yang teliti.
j.        Keluarga berencana ( post partum program )
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk menawrkan kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi paling tinggi adalah pil. Oleh karena pil dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasnay ditawarkan IUD, injectable tau sterilisasi.
k.      Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dikahamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae.

2.7 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a.       Nutrisi dan cairan
Diet yang baik juga memepertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi mulai reproduksi diet
b.      Kebersihan diri dan Vulva Hygine
Ibu nifas harus bisa menjaga alat genetalia terutama apabila terjadi laserasi pada perineum. Ibu nifas rentan terhadap infeksi dehingga ibu perlu mengalami atau mengetahui bagaimana cara membersihkan alat kelaminnya yaitu dengan menggunakan sabun, membasahi dari arah muka kebelakang sampai anus dan dibila.
c.       Personal Hygine
Selama perawatan alat kelamin, dianjurkan ibu mandi 2x sehari.

d.      Istirahat
Anjurkan ibu untuk membatasi aktivitas yang berlebihan, dan anjurkan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga.
e.       Seksual
Secara fisik aman untuk mulai coitus begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
2.8    Diagnosa
Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh  termasuk keadaan psikologis normal.
Ø  Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan panas.
Ø  Adanya penyulit atau masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti abses payudara.

Pengkajian Asuhan Keperawatan (Askep) Keluarga


Muslimedica - Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
  1. Wawancara keluarga
  2. Observasi fasilitas rumah
  3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
  4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dsb
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah:
Data Umum
  1. Nama kepala keluarga (KK)
  2. Alamat dan telepon
  3. Pekerjaan kepala keluarga
  4. Pendidikan kepala keluarga
  5. Komposisi keluarga dan genogram
  6. Tipe keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
  7. Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
  8. Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
  9. Status sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
  10. Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
  1. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
  2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
  3. Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
  4. Riwayat keluarga sebelumnya. Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
Pengkajian Lingkungan
  1. Karakteristik rumah. Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
  2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
  3. Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
  4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
  5. Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga
  1. Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga
  2. Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
  3. Struktur peran. Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
  4. Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

Fungsi Keluarga
  1. Fungsi afektif. Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
  2. Fungsi sosialisasi. Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
  3. Fungsi perawatan kesehatan. Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu : keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan tarhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kleluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji diantaranya:
  1. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
  2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
  3. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
  4. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
  5. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
  6. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
  7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
  8. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji antara lain:
  1. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit.
  2. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
  3. Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
  4. Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan
  5. Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
  6. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang.
  7. Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
  8. Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
  9. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
  10. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan.
Fungsi reproduksi:
  1. Berapa jumlah anak
  2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
  3. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi:
  1. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
  2. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
  1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
  2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
  1. Strategi koping yang digunakan. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
  2. Strategi adaptasi fungsional
  3. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


ASKEP KELUARGA
KELUARGA
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
Kesimpulan :
            - unit terkecil dari masy
            - dua orang / lebih
            - ikatan perkawinan dan            pertalian darah
            - hidup dalam satu rumah          tangga
            - asuhan kepala rt
            - berinteraksi
            - punya peran masing2
            - pertahankan suatu      budaya

CIRI-CIRI KLG :
  1. Diikat tali perkawinan
  2. Ada hub darah
  3. Ada ikatan batin
  4. Tanggung jawab masing –masing
  5. Ada penagmbil keputusan
  6. Kerjasama
  7. Interaksi
  8. Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR :
1.  Struktur peran klg, formal dan informal
2.   Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan
3.  Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain
4.  Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan 

CIRI –CIRI STRUKTUR KLG :
  1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain
  2. Ada keterbatasan ,
  3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :
  1. Patrilineal, klg sedarah            terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ayah
  2. Matrilineal, klg sedarah           terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ibu
  3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri
  4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami
  5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu


PERANAN KELUARGA :
  1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy
  2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik  anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy
  3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN  TAHAP PERKEMBANGAN  (DUVAL)
            (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 
  1. Keluarga baru menikah
            - membina hub. Intim
            - bina hub, dg klg lain: teman     dan       kelompok sosial
            - mendiskusikan rencana           punya anak
  1. Klg. Dg anak baru lahir
            - persiapan mjd ortu
            - adaptasi klg baru ,      interaksi klg, hub. Seksual
  1. Klg dg anak usia pra sekolah
            - memenuhi kebut. Anggota      klg : rumah,       rasa aman
            - membantu anak u/      bersosialisasi
            -  mempertahankan hub yg        sehat klg intern dan       luar
            - pembag tanggung jawab
            - kegiatan u/ sti,ulasi      perkemb. Anak
4. Klg dg anak usia sekolah
            - membantu sosialisasi anak dg lingk luar
            - mempertahankan keintiman     pasangan
            - memenuhi kebut. Yg   meningkat
5. Klg dg anak remaja
            - memberikan kebebasan seimbang       dan       bertanggug jawab
            - mempertahankan hub. Intim dg klg
            - komunikasi  terbuka : hindari,             debat,  permusuhan
            - persiapan perub. Sistem peran
6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa
            - perluas jar. Klg dari klg inti ke            extended
            - pertahnakan keintiman pasanagan
            - mabantu anak u/ mandiri sbg klg         baru
            - penataan kembali peran ortu
7. Klg usia pertengahan
            - pertahankan keseh. Individu dan         pasangan          usia pertengahan
            - hub. Serasi dan memuaskan dg           anak-   anaknya dan sebaya
            -  meningkatkan keakraban       pasangan
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA
Berdasar sosek dan  kebut. Dasar
  1. PRASEJATERA,
            belum dpt memenuhi     kebut dasar minimal :
            pengajaran agama,        sandang,           papan, pangan,            kesehatan         atau klg            belum dapat             memenuhi         salah satu         /lebih    indikator ks tahap i 
  1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)
telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk.
            indikator :
            - ibadah sesuai agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakain berbeda tiap    keperluan
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan : anak sakit,            ber kb,             pus  dibawa     kesarana keseh.
    3. KS II
            indikator
            - belum dapat menabung
            - ibadah (anggota klg)   sesui agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakaian berbeda
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan  (idem)
            - daging/ telur minimal 1            kali       seminggu  
- Pakaian baru setahun sekali
- Luas lantai 8 m 2 per orang
- Sehat 3 bulan terakhir
- Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap
- Umur 10 – 60 th dapat baca tulis
- Umur 7-15 th bersekolah
- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi  

4. KS III
indikator :
-            belum berkontribusi pd             masyarakat
-            ibadah sesuai agama
-            pakain berbeda tiap      keprluan
-            lantai bukan tanah
-            kesehatan idem
-            anggota melaks. Ibadah…       
-            daging/telur seminggu    sekali
-            memperoleh pakaian baru  dalam satu th terakhir
-            luas lantai  8 m2 perorang
-            anggota klg sehat dalm 3           bl terakhir
-            klg berumur 15 th punya penghasilan     tetap
-            baca tulis latin 10 –60 th
-            usia 7-15 bersekolah
-            anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb
-         upaya meningk agama
-            klg punya tabungan
-            makan bersama sehari sekali
-            ikut keg. Masyarakat
-            rekreasi  6 bl sekali
-            informasi dari mass media
-            menggunakan  transportasi

5. KS TAHAP III PLUS
-         dpt memenuhi seluruh    kebutuhannya : dasar,  sosial,pengembangan, kontribusi pd masy.        
-         indikator ks iii + (ditambah)
-         memberikan sumb.        Secara teratur pd masy
-         aktif sbg pengurus         yayasan / panti
Indicator gakin :
-         Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih
-         Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali
-         Tdk pakaian beda tiap aktifitas
-         Tdk pakain baru, satu stel /tahun
-         Lantai mayoritas tanah
-         Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni
-         Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap
-         Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes
-         Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI  DIATAS :
  1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia
  2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual
  3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan
FUNGSI KLG :
  1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain.
  2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah
  3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup
  4. Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan
  5. Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat
  6. Pendidikan,
  7. Religius
  8. Rekreasi 

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH)
  1. Mengenal masalah keseh. Klg
  2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg
  3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh.
  4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg
  5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM
klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu
Alasan klg sbg sistem :
  1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
  2. Saling berhub dan ketergantungan
  3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen sistem keluarga
  1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
  2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg
  3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
  4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM
  1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar
  2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI :
  1. Standar praktik profesional
            stndar i : pengkajian
            standar ii : diagnosis
            standar iii : perencanaan
            standar iv : pelaks. Tind.
            standar v : evaluasi 
   2. Standar kinerja profesional
Standar i : jaminan mutu
Standar ii : pendidikan
Standar iii : penilaian prestasi
Standar iv : kesejawatan
Standar v : etik
Standar vi : kolaborasi
Standar vii ; riset
Standar ix : pemnafaatan sumber



PENDAHULUAN
            tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg :
            1. Mengenal mas kes klg
            2. Memutuskan tindakan
            3. Melakukan tindakan
            4. Memelihara dan        memodifikasi    lingk.
            5. Memanfaatkan sumber daya             yg         ada (puskesmas, posyandu)

Tujuan khusus askep keluarga :
  1. Mengenal mas. Keseh. Klg
  2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg
  3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan
  4. Memodifikasi lingk. Klg
  5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu, …

ASKEP KELUARGA
  1. Pengkajian
  2. Diagnosis keperawatan
  3. Perencanaan
  4. Implementasi
  5. Evaluasi
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG :
  1. Pemberi askep
  2. Sbg. Pendidik
  3. Advokat
  4. Koordinator
  5. Kolaborator
  6. Pembaharu
  7. Pengelola

PERSIAPAN :
  1. Menetapkan klg sasaran
  2. Buat jadwal kunjungan
  3. Siapkan perlengkapan lap.
            - family folder
            - maslah klien dan klg
            - phn kit
            - alat bantu penyuluhan
PENGKAJIAN :
Tahap yg perlu dilakukan :
1.      Bhsp
            - perkenalkan
            - jelaskan tujuan           kunjungan
2. Pengk. Awal : terfokus
3. Pengkajian lanjut (thp ke 2)
            pengkajian lengkap

PENGKAJIAN :
1.         Berkaitan dg keluarga
            - demografi,
            - lingk
            - struktur dan fungsi      keluarga
            - stress dan koping       keluarga
            - perkemb. Keluarga
2.   Berkaitan dg indiv sbg  anggota
            - fisik
            - mental
            - sosial
            - spiritual
            - emosi

DIAGNOSIS :
Berdasar “ nanda “
  1. Gg. Proses klg
  2. Gg. Pemeliharaan kesehatan
  3. Nutrisi kurang /lebih
  4. Gg. Peran
  5. Pola eliminasi
  6. Sanitasi kurang
  7. Duka berkepanjangan
  8. Konflik pengamb. Keput
  9. Koping klg inadekuat
  10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah
  11. Hambatan interaksi
  12. Kurang penget.
  13. Resiko [perub peran
  14. Resiko trauma
  15. Resiko pk
  16. Ketidak berdayaan
  17. Isolasi sosial
  18. Dll



SCORING :
Diag. Kep (baylon –maglaya)
Prioritas diranking
Contoh :
“ resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman”

DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI  (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA:
A. Lingkungan
  1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)
  2. Resiko cedera
  3. Resiko infeksi
B. Struktur komunikasi
  1. Kerusakan komunikasi
C. Struktur peran
  1. Isolasi sosial
  2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit)
  3. Berduka disfungsional
  4. Potensial pening mjd ortu
  5. Perub penamp. Peran
  6. Gangg. Citra tubuh
D. Afektif
  1. Resiko tindakan kekerasan
  2. Perub proses keluarga
  3. Koping klg tak efektif 
E. Sosial
  1. Perilaku mencari bant. Kes
  2. Konflik peran ortu
  3. Perub pertukem
  4. Perub pemel. Kesh
  5. Kurang penget
  6. Isolasi sos
  7. Ketidak patuhan
  8. Gangg identitas pribadi 
F. Fungsi perawat klg
  1. Perilaku mencari pertol kesh
  2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg
  3. Resiko penyebaran infeksi  
G. Strategi  koping
  1. Potensial peningk koping klg
  2. Koping klg tak efektif
  3. Resiko tindakan kekerasan